Bahasa Jawa, Masih ada... ?

            Bagi sebagian peserta didik, mata pelajaran Bahasa Jawa memang menakutkan. Bukan tidak mungkin, suatu ketika mata pelajaran bahasa Jawa dapat masuk dalam kategori mata pelajaran ‘momok’ seperti halnya matematika dan fisika sebagaimana anggapan mereka selama ini. Sesuatu yang semestinya tidak terjadi.
            Jangan sampai hal ini terjadi. Karenanya pembelajaran Bahasa Jawa perlu pembenahan melalui budaya berbahasa. Mengingat budaya berbahasa itu penting, disamping pembelajarannya. Dalam konteks ini, pembelajaran Bahasa Jawa tidak hanya dilakukan di sekolah, tetapi juga harus terlaksana di lingkungan keluarga, dan masyarakat dalam kerangka ekosistem pendidikan.
            Pembelajaran Bahasa dan Budaya Jawa dalam lingkungan keluarga merupakan pondasi pembelajaran Bahasa dan Budaya Jawa di sekolah. Tujuan pembelajaran bahasa Jawa dalam lingkungan keluarga ditekankan untuk mengenal dan praktik berbahasa Jawa dengan baik sebagai suatu pembiasaan.
            Pembelajaran bahasa dan budaya Jawa dalam lingkungan sekolah bertujuan agar anak mengenal, mengerti dan menguasai penggunaan bahasa Jawa. Maka pembelajaran bahasa dan budaya Jawa di sekolah perlu disiapkan kurikulum yang sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.
            Di SMP Negeri 1 Wuryantoro, Pada kelas VII, VIII dan IX pembelajaran Bahasa Jawa merupakan pendalaman atas materi pelajaran pada Sekolah Dasar dengan peningkatan pendalaman masing-masing pengetahuan bahasanya yang disesuaikan dengan pelaksanaan Kurikulum 2013.
            Disamping pengetahuan kebahasaan dan kesasteraan perlu diberikan pula masalah budaya Jawa yang didukung oleh Bahasa Jawa. Pembelajaran Bahasa Jawa meliputi pelajaran membaca, berceritera, menulis, parama sastra, kesasteraan, dan budaya yang didukung Bahasa Jawa.
            Agar bahasa dan Budaya Jawa tetap mampu memberikan andil yang besar dalam rangka pembentukan budi pekerti luhur, maka dapat ditempuh beberapa upaya strategis. Di antaranya adalah membiasakan berbudaya Jawa, dan membenahi pembelajaran bahasa Jawa di sekolah.
            Membiasakan budaya Jawa dalam berbahasa dapat dilakukan dengan;
(1) bapak dan ibu dalam keluarga mempergunakan bahasa krama
(2) Bahasa krama digunakan dalam berbicara dengan teman sejawat;
(3) Kegiatan di sekolah dengan menggunakan Bahasa Jawa;
(4) Bermain, menggunakan Media Sosial dengan menggunakan bahasa Jawa dan sebagainya.
Sedang membenahi pembelajaran Bahasa Jawa di sekolah, dapat dilakukan dengan
(1) menata kembali kurikulum mata pelajaran bahasa Jawa.
(2) Pembelajaran bahasa Jawa yang disesuaikan dengan nut ing jaman kelakone,
(3) pemanfaatan media dan penguasaan model pembelajaran yang bervariasi bagi guru Bahasa Jawa; dan
(4) menggali khasanah budaya Jawa dan kearifan lokal untuk pembelajaran budi pekerti luhur.
            Pembelajaran bahasa Jawa hendaknya dimulai dari fungsinya sebagai alat komunikasi. Jadi Bahasa Jawa sebaiknya bukan sebagai pelajaran pengetahuan Bahasa Jawa semata, tetapi sebagai alat komunikasi. Karena itu tidak perlu takut salah. Hakikat berbahasa sesungguhnya adalah pakulinan atau kebiasaan.
            Jika saat ini wong Jawa kari separo (tinggal setengahnya), bukan tidak mungkin pada saatnya nanti ‘wong Jawa’ wis ora kengengeh, (tidak tersisa). Ungkapan ini tentu tidak dimaknai sebagaimana adanya. Secara kuantitatif orang Jawa tetap banyak, namun orang Jawa yang ngerti (memahami), ngrasa (menghayati), dan nglakoni (memraktikkan) bahasa dan budaya Jawa dalam hidup dan kehidupannya tidak ada lagi. Berarti, bahasa dan Budaya Jawa hanya indah dalam kenangan.
            Selamat Belajar Bahasa dan  Kebudayaan Jawa.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Arti / Isi dari Serat Wulangreh Pupuh Pangkur (1)

Arti / Isi dari Serat Wulangreh Pupuh Pangkur (2)